Palangka Raya, Suarapewarna.com – Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah, H. Agustiar Sabran, hadir dalam pertemuan Sinergi Kelembagaan DAD Kalteng bersama sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) dan paguyuban se-Kalimantan Tengah pada Selasa (24/9/2024).
Pertemuan tersebut bertujuan memperkuat silaturahmi dan kerja sama lintas lembaga demi kemajuan daerah, sekaligus sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) dengan Polda Kalteng terkait penanganan konflik sosial.
“Kolaborasi dan diskusi menjadi kunci dalam membangun Kalteng yang lebih baik. Melalui pertemuan ini, kita bisa mempererat jaringan serta meningkatkan kerja sama antar lembaga,” ujar Agustiar Sabran.
Dalam pertemuan tersebut, Agustiar menegaskan pentingnya mengacu pada falsafah Huma Betang sebagai pedoman dalam penanganan konflik sosial, khususnya isu pertanahan. Pendekatan ini, menurutnya, menekankan dialog dan penyelesaian damai, sehingga stabilitas sosial dapat terjaga.
“Falsafah Huma Betang mengajarkan kita untuk selalu mengedepankan harmoni dan perdamaian. Pendekatan ini harus diterapkan dalam menyelesaikan konflik, agar masyarakat Kalimantan Tengah dapat hidup berdampingan dengan damai,” jelasnya.
Pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara DAD dan berbagai Ormas di Kalimantan Tengah, guna mewujudkan daerah yang lebih harmonis dan sejahtera. Agustiar juga mengajak semua pihak untuk terus memperkuat semangat persatuan dan kesatuan, karena melalui persatuan itulah pembangunan yang berkelanjutan bisa tercapai.
Sementara itu, Koordinator Forum Ormas Kebangsaan Kalteng, Adhie Nor, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif DAD Kalteng dalam memperkuat sinergi dengan berbagai Ormas dan paguyuban di wilayah tersebut. Ia juga mendukung penuh langkah DAD yang telah menjalin MoU dengan Polda Kalteng terkait penanganan konflik sosial dengan pendekatan kearifan lokal.
“Kami sangat mengapresiasi upaya silaturahmi yang diinisiasi oleh DAD Kalteng. Sinergi ini sangat penting, terutama dalam mendukung penanganan konflik sosial yang mengedepankan falsafah Huma Betang,” tutur Adhie Nor.
Dengan adanya sinergi ini, diharapkan tercipta suasana yang aman, damai, dan kondusif di Kalimantan Tengah, sehingga pembangunan daerah dapat berjalan dengan lancar dan berkesinambungan.[Hry/Red]