Palangka Raya, Suarapewarna.com - Dalam upaya mengatasi penyebaran HIV-AIDS di Kalimantan Tengah, Plt. Sekda Provinsi Kalimantan Tengah, diwakili oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Rainer Danny P. Mamahit, membuka acara "Sosialisasi dan Edukasi HIV-AIDS" yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi. Acara ini diadakan pada Kamis, 14 November 2024, di Aula Eka Hapakat, Lt. III Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, dengan peserta terdiri dari Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dalam sambutan tertulisnya, Plt. Sekda menegaskan bahwa fenomena HIV-AIDS ibarat gunung es; kasus yang tampak hanyalah sebagian kecil dari kenyataan yang lebih besar. "Jika kita lengah atau abai dalam upaya pencegahan, risiko di masa mendatang akan menjadi beban yang lebih berat," ujarnya melalui Sekdis Kesehatan.
Sosialisasi ini bertujuan memberikan pemahaman komprehensif kepada masyarakat mengenai pencegahan dan risiko penularan HIV-AIDS. "HIV-AIDS bukan hanya persoalan sektor kesehatan semata. Mengingat gaya hidup modern yang meningkatkan risiko, setiap lapisan masyarakat harus turut andil," tambahnya.
Saidah Suryani, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Kalteng, memaparkan bahwa Kalimantan Tengah mencatat 2.722 kasus HIV-AIDS dalam lima tahun terakhir, dengan sebaran terbesar di Kota Palangka Raya, Kotawaringin Timur, dan Kotawaringin Barat. Ia mengingatkan bahwa kasus HIV-AIDS kini telah menyebar ke seluruh kabupaten dan kota di provinsi ini, bahkan hingga ke pelosok desa.
Saidah mengungkapkan, penyebaran HIV yang dulu terbatas pada populasi tertentu, kini sudah merambah ke kalangan ibu rumah tangga dan anak-anak. "Pada 2019, kasus tertinggi ditemukan pada kelompok lelaki seks dengan lelaki (LSL), sementara pada 2022, jumlah kasus tertinggi terdapat di kalangan ASN, TNI/Polri, mahasiswa, dan pekerja swasta," jelasnya.
Di akhir sesi, Ady Fraditha, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Doris Sylvanus, mengajak para tokoh dan ASN untuk berperan aktif dalam menyebarkan pengetahuan tentang HIV-AIDS. Sebanyak 130 peserta dari kalangan ASN, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, dan kepala sekolah hadir, menunjukkan tingginya kepedulian terhadap persoalan ini.
Edukasi seperti ini diharapkan bisa menjadi langkah nyata dalam menciptakan kesadaran kolektif guna menekan laju penyebaran HIV-AIDS di Kalimantan Tengah.[Hry/Red]